Senin, 19 Juni 2017

equity world : Saham Asia Kembali Menguat Di Sela Sela Pelemahan Dollar AS


Equity World - Saham Asia naik sedikit awal pekan ini. Sementara di pasar mata uang, pound sterling dan euro stabil sebelum dimulainya pembicaraan mengenai syarat-syarat keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Meluncurkan halaman Reuters, Senin (19/6/2017), indeks MSCI terbesar di Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei Jepang naik 0,6 persen. Saham Australia dan KOSPI Korea Selatan, masing-masing melonjak 0,5 persen.

"Investor di kawasan Asia Pasifik menghadapi beragam prospek perdagangan," kata Markas Strategi Pasar CMC di Sydney Michael McCarthy dalam sebuah catatan.

Dia mengatakan pasar saham Eropa dan AS berakhir lebih tinggi pekan lalu, namun harga komoditas yang lebih rendah dan pelemahan dolar AS mungkin membebani pasar pada awal perdagangan.

Pada hari Jumat, Wall Street berakhir mixed, dengan saham energi mengimbangi penurunan saham konsumen, dimana Amazon.com menangani untuk membeli toko Whatch Foods.

Indeks S & P 500 ditutup datar. Dow Jones Industrial Average berakhir 0,1 persen dan Nasdaq kehilangan 0,2 persen.

Di pasar mata uang, poundsterling sedikit turun pada level US $ 1,2772 dari posisi pada hari Jumat. Tapi ini lebih stabil dari pada saat kejadian van membobol pejalan kaki dekat stasiun Finsbury Park pada hari Senin. Mata uang Euro naik sedikit ke posisi US $ 1.1204.

Sekretaris Brexit David Davis akan memulai negosiasi di Brussels hari ini, untuk diikuti oleh sebuah pertemuan puncak pada hari Kamis dan Jumat. Dimana Perdana Menteri Inggris Theresa May akan bertemu - tapi tidak untuk bernegosiasi dengan - para pemimpin Uni Eropa.

Sepanjang pertemuan ini, beberapa pejabat UE percaya bahwa pada akhirnya pemerintah Mei datang ke Brussels untuk melihat bagaimana negosiasi harus dilanjutkan.

Dolar setelah data perumahan AS turun untuk bulan ketiga di bulan Mei ke tingkat terendah dalam delapan bulan. Kemudian sebuah barometer sentimen konsumen AS secara tak terduga turun di awal Juni, memicu kekhawatiran tentang rencana Federal Reserve untuk terus memperketat kebijakan moneternya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang lainnya, tidak berubah di 97.179.

Di komoditas, futures minyak bertahan di level terendah dalam enam minggu, karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan bisa terus membebani pasar.

Minyak mentah AS tergelincir 0,25 persen menjadi $ 44,65 per barel. Sementara patokan global Brent turun 0,2 persen menjadi US $ 47,29.

news by pt equityworld futures pusat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar