Tampilkan postingan dengan label Equityworld Futures Pusat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Equityworld Futures Pusat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat | Investor Nantikan Pertemuan The Fed, Dolar AS Datar

 

Equityworld Futures Pusat
Equityworld Futures Pusat, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat cenderung datar pada perdagangan hari Senin (14/6/2021) karena pelaku pasar menunggu pertemuan Federal Reserve yang sangat dinantikan pekan ini, yang mungkin mengindikasikan perubahan dalam prospek kebijakan moneter AS.

Pasar mata uang bergerak dalam kisaran ketat dengan volatilitas menunjukkan aliran ke posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir setelah angka inflasi yang kuat minggu lalu dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang dovish gagal mengeluarkan mata uang dari level perdagangan baru-baru ini.

“Ini semua tentang FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) minggu ini, dan kami akan mengawasi untuk melihat dengan tepat seberapa banyak pembicaraan yang sebenarnya telah terjadi dan apakah itu berdampak pada prospek jangka menengah,” kata Kepala Valas Global Jefferies Brad Bechtel, dilansir dari Antara, Selasa (15/6/2021).

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, hampir datar di level 90,512. Minggu lalu, indeks menguat 0,4 persen, perubahan mingguan terbesar dalam lima minggu.

Pergerakan valas yang diredam dalam beberapa minggu terakhir menghancurkan Indeks VolatilitasValas Deutsche Bank turun menjadi 5,6 pada Jumat (11/6/2021), terendah dalam hampir 16 bulan. Terhadap yen, dolar menguat 0,38 persen ke level tertinggi lebih dari satu minggu di 110,09 yen. “Peningkatan moderat dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS telah mendukung pasangan yang sensitif terhadap suku bunga,” kata Direktur Pelaksana, Analisis Mata Uang Global Action Economics, Ronald Simpson.

Penguatan dolar terhadap mata uang Jepang mungkin menjadi tanda pasar valas sedang mencari hasil yang kurang dovish dari pertemuan Fed, kata Simpson. The Fed memulai pertemuan kebijakan dua hari yang dijadwalkan pada Selasa waktu setempat.

Hampir 60 persen ekonom dalam jajak pendapat Reuters mengatakan pengumuman tapering (pengurangan pembelian obligasi) yang sangat dinanti akan datang pada kuartal berikutnya, terlepas dari adanya pemulihan merata di pasar kerja.

Data terbaru yang menunjukkan lonjakan inflasi telah menimbulkan kekhawatiran bahwa tekanan harga setelah pembukaan kembali ekonomi pasca-Covid-19 dapat memaksa pembuat kebijakan untuk mengurangi stimulus depresiasi mata uang lebih awal.

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin diperdagangkan di atas US$40.000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua minggu, sebelum memangkas keuntungan menjadi US$39.649,03.

Sumber dari market.bisnis.com, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Senin, 14 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat | Kredit UMKM BRI Dorong Pemulihan Ekonomi

 

Equityworld Futures Pusat
Equityworld Futures Pusat | JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BRI) menargetkan penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terus meningkat hingga menembus 85%. Saat ini, porfotolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60% dari seluruh kredit BRI.

Tercatat hingga akhir Maret 2021 penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp914,19 triliun. Penopang utama pertumbuhan kredit BRI yakni kredit mikro sebesar Rp360,03 triliun atau tumbuh 12,43% year on year dan kredit konsumer yang tumbuh 1,62% yoy menjadi Rp145,06 triliun.

Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto mengatakan, penyaluran kredit UMKM yang besar ini akan berdampak bagus kepada pemulihan ekonomi. Hal ini karena kalau UMKM mulai menaikkan produksi, maka mereka akan dengan cepat menambah tenaga kerja. Secara nasional total kredit perbankan yg ke UMKM hanya sebesar 19,68% dari total kredit, jadi ini masih sangat kurang.


“Memang daya beli belum pulih, sehingga permintaan produk UMKM masih terbatas. Nah, kalau ingin pulih cepat, maka menggerakkan ekonomi di level UMKM menjadi pilihan utama, karena perputaran bisnisnya relatif lebih cepat dan langsung bersentuhan dengan upaya penyerapan tenaga kerja.” ujar Eko kepada media akhir pekan lalu.

Pemerintah telah mendorong agar bank-bank pelat merah menaikkan pagu kredit UMKM. Bank BRI adalah salah satu bank yang menyanggupi hal tersebut dengan menargetkan penyaluran kredit UMKM hingga menembus 85%.

Selain dengan menaikkan pagu penyaluran kredit, dia juga menilai perlu adanya kebijakan insentif dari perbankan ke UMKM. Selain itu, perlu ada pendampingan agar mendorong UMKM ke level yang layak didanai perbankan.

Menurutnya, jika mereka tidak dibimbing, maka sangat mungkin usahanya akan selalu kecil atau bahkan jadi sasaran berbagai bentuk pembiayaan nonformal ilegal yang saat ini mengepung mereka.

Oleh karena itu, pada skala mikro dan ultramikro, pembentukan ekosistem ultramikro yang dirancang pemerintah sebenarnya punya momentum untuk mengurangi jerat pinjaman ilegal oleh pengusaha mikro yang umumnya berbunga mahal. “Di samping itu juga berfungsi mendorong peningkatan pembiayaan formal ke UMKM dan ultra mikro.” kata Eko.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menambahkan bahwa kredit UMKM dapat mendorong sektor ini tetap berkembang selama pandemi.

Mengutip data ILO, selama pandemi 90% UMKM mengalami tekanan keuangan. Kemudian dari studi lain sebanyak 70%?UMKM saat pandemi mengharapkan bantuan dalam bentuk kredit modal kerja untuk memulai kembali usahanya.

Artinya, porsi kredit sangat penting dalam memulai kembali usaha kecil. Dalam konteks pemulihan ekonomi, pelaku UMKM yang diberikan modal usaha dari perbankan bisa merekrut kembali karyawan, membeli bahan baku hingga menolong ekonomi keluarga karena rata- rata pelaku UMKM adalah bisnis skala rumah tangga.

“Multiplier effect-nya sangat luas sehingga UMKM menjadi backbone dalam percepatan pemulihan daya beli kelas menengah dan bawah.” kata Bhima.

Selain itu, ia menilai bahwa porsi kredit UMKM dari kredit perbankan nasional harusnya mencapai 30-40%. Namun, saat ini total kredit UMKM hanya sekitar 19,86%.


Selain Bank BRI yang core business-nya di UMKM, bank-bank lainnya tidak sanggup untuk menyalurkan porsi 20% kredit ke sektor UMKM. “Harusnya bukan halangan ya karena bank bisa lakukan channeling ke BPR misalnya dan fintech juga.” katanya.

Sebelumnya Direktur Utama Bank BRI Sunarso menargetkan penyaluran kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai 85%. Secara umum, porfotolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60% dari seluruh kredit BRI.

“Angka ini menunjukkan perbaikan, dibanding periode sama tahun lalu, porsi UMKM 78,71%. Kami akan terus berusaha menaikkan porsi UMKM, hingga mencapai 85% dari total portofolio kredit,” kata Sunarso.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menargetkan kredit UMKM BRI harus 80% dari total kredit yang disalurkan. Erick menyatakan BRI diarahkan untuk mengoptimalkan pelayanannya kepada pelaku UMKM. Menurut dia, porsi kredit 80% untuk UMKM BRI itu bisa bisa terealisasi. Apalagi, BRI terus melakukan ekspansi.

Sumber dari ekbis.sindonews.com, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Selasa, 08 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat : KB Kookmin Bank bakal tuntaskan NPL masa lalu KB Bukopin (BBKP)

Equityworld Futures Pusat – Jakarta.KB Kookmin Bank berkomitmen menuntaskan persoalan kredit bermasalah di PT Bank KB Kookmin Tbk (BBKP). Sebagai pemegang saham pengendali KB Bukopin, KB Kookmin telah menempuh serangkaian upaya menekan non performing loan (NPL) KB Bukopin.


“Mungkin masih ada permasalahan NPL yang dari masa lalu, yang terus menerus yang kami bicarakan bersama OJK dan KB Kookmin pusat untuk bisa membangkitkan praktik perbankan yang terbaik untuk KB Bukopin dan masyarakat Indonesia sehingga permasalahan NPL bisa diselesaikan,” ujar Managing Director Global Business KB Kookmin Bank Cho Nam Hoon di Jakarta pada Senin (7/6).


Tidak hanya berhenti pada penambahan modal, KB Kookmin akan berpartisipasi secara aktif mendorong normalisasi KB Bukopin. Ia memberikan contoh fokus pada peningkatan permodalan KB Bukopin.


Dari sisi sumber daya manusia, KB Kookmin Bank sudah mengirimkan 30 orang, dalam hal IT kita punya infrastruktur IT yang kuat. Juga tengah terjadi proses transfer knowledge dan akan diterapkan di KB Bukopin.


Hingga Maret 2021, NPL gross KB Bukopin secara individu berada di level 9,63%. Kendati demikian, Presiden Direktur KB Bukopin Rivan A Purwantono menyatakan, penyaluran kredit akan dilakukan berbasiskan manajemen risiko yang lebih baik.


Per 30 Mei 2021, saham Bank Bukopin dimiliki KB Kookmin Bank 67%. PT Bosowa Corporindo 9,7%, Negara Republik Indonesia 3,18% (Sedang dalam proses pengalihan nama menjadi PT. Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA)) dan masyarakat mencapai 20,12%.


Sumber dari investasi.kontan.co.id, diedit oleh Equityworld Futures Pusat


Senin, 07 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat : Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 7 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih terkonsolidasi pada perdagangan hari ini, Senin (7/6/2021). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup melemah 0,43 persen ke level 6.065 pada Jumat (4/6/2021). CEO Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pola gerak IHSG terlihat sedang terkonsolidasi dalam rentang yang wajar setelah mengalami kenaikan pada beberapa waktu sebelumnya.

“Gelombang tekanan terlihat masih akan berlangsung,” tulisnya dalam riset yang diterima Bisnis, Senin (7/6/2021).

Namun, ia menambahkan, rilis data perekonomian cadangan devisa hari ini yang diperkirakan masih akan stabil dapat memberikan sentimen bagi pergerakan IHSG. William memperkirakan IHSG berpotensi bergerak terkonsolidasi dalam kisaran 5.932 – 6.123.

Konsensus analis Trading economics menyebutkan cadangan devisa per Mei 2021 diprediksi mencapai US$140 miliar. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 mencapai US$ 138,8 miliar, naik dibandingkan dengan akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar.

Di sisi lain, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menjelaskan secara teknikal terlihat ada potensi koreksi jangka pendek dalam pergerakan indeks komposit. Hal itu terlihat dari indicator MACD yang hampir mencapai puncak akumulasi. “Pergerakan akan minim sentimen data perekonomian dari dalam negeri. Namun masih ada sentimen pembagian dividen di pekan ini,” tulis Dennies dalam riset harian, dikutip Minggu (6/6/2021).

Adapun, pelemahan IHSG pada akhir pekan lalu disebut Dennies juga seiring dengan penurunan sejumlah indeks saham global. IHSG diperkirakan bergerak melemah dalam rentang 6.037 – 6.097 dan 6.010 – 6.130 pada perdagangan Senin.

Sumber dari market.bisnis.com, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Jumat, 04 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat : Grup Konglomerasi Salim, Emtek, & Lippo Ekspansi Sektor Teknologi

Equityworld Futures Pusat JAKARTA — Sektor teknologi tengah menjadi primadona tidak terkecuali di pasar modal. Para konglomerat Indonesia juga tidak mau ketinggalan untuk mengembangan porfolio dan bisnis terkait.

Moncernya sektor teknologi salah satunya tecermin dari pergerakan IDX Sector Technology mencetak kinerja yang paling mentereng di antara indeks acuan lain di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sepanjang tahun berjalan 2021, indeks yang menaungi saham-saham emiten di sektor teknologi itu melesat 322,45 persen.

Pada saat yang sama, indeks harga saham gabungan naik 1,88 persen ke level 6.091,51 pada akhir perdagangan kemarin.
Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) menjadi top gainers dengan kenaikan signifikan 4.614,28 persen dari harga IPO Rp420 pada 6 Januari 2021 ke level Rp19.800 per saham pada Kamis (3/6/2021).

Sumber dari market.bisnis.com, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Kamis, 03 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat : IHSG Berpeluang Koreksi, Cermati Saham Pilihan Ini

 


Equityworld Futures Pusat, Jakarta – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi alami koreksi pada perdagangan saham Kamis, (3/6/2021).

CEO PT Indosurya Bersinar Sekurits, William Surya Wijaya menuturkan, perjalanan kenaikan jangka pendek yang dialami oleh IHSG terlihat sudah cukup terbatas.

Akan tetapi, IHSG telah berhasil geser rentang konsolidasi ke arah lebih baik seiring rilis data ekonomi seperti inflasi masih menunjukkan stabilnya ekonomi Indonesia.

“IHSG berpotensi alami koreksi wajar. IHSG bergerak di kisaran 5.913-6.123,” kata dia dalam catatannya.

Sementara itu, Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, IHSG ditutup menguat ke posisi 6.031 pada Rabu pekan ini dengan tren menguat. Ia mengatakan, jika terdekat IHSG mampu sentuh 6.033, ada peluang penguatan ke posisi 6.052-6.062.

“Sebaliknya jika IHSG gagal  break up atau pergerakannya cenderung bearish candle, IHSG bisa turun dulu ke 5.991-6.005. Hati-hati jika breakdown support flow, indeks bisa lanjut turun ke level 5.974,” kata dia.

Untuk pilihan saham, William memilih sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Selain itu, ada PT Tower Bersama Infratrucrture Tbk (TBIG), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Sumber dari liputan6.com, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Rabu, 02 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat : IHSG Diprediksi Menguat ke 6.000, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

 


Equityworld Futures Pusat JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari ini. IHSG akan bergerak di level 5.902-6.000.

Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG break out resistance MA20 dan bearish trendline memberikan indikasi melanjutkan penguatan hingga menguji resistance MA50.

“Indikator stochastic bergerak bullish momentum dengan indikator RSI yang bergerak cross over positif. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi menguat dengan rentang support resistance 5.902-6.000,” ujar Lanjar dalam risetnya, Rabu (2/6/2021).

Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; AALI, BSDE, CTRA, DOID, ICBP, IMAS, INDY, LPCK, LPKR, LSIP, TKIM, TPIA, WIKA.

Sebelumnya, IHSG ditutup menguat signifikan menjelang libur sebesar 98,86 poin atau 1,69% ke level 5.947,46 dengan saham-saham BBRI (+4.7%), TLKM (+5.2%) dan BMRI (+3.4%) menjadi leader penguatan. Investor asing melakukan aksi beli sebesar 748,39 miliar rupiah. Investor optimis menutup bulan Mei 2021 menutup sebagian penurunan yang terjadi sejak awal bulan.

 

Sementara itu, mayoritas indeks saham Asia terkonsolidasi. Indeks Nikkei (-0.16%) turun sedangkan TOPIX (+0.17%), HangSeng (+1.08%) dan CSI300 (+0.19%) naik. Aktivitas manufaktur Asia terus meningkat pada bulan Mei, meskipun dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat, meskipun gejolak Covid-19 di sekitar wilayah tersebut dapat memaksa beberapa pabrik untuk tutup dan membebani sentimen.

Bursa Eropa mayoritas menguat. Indeks Eurostoxx (+0.88%), FTSE (+0.83%) dan DAX (+1.00%) naik mengiringi saham global berada di jalur untuk memulai bulan baru dengan nada tinggi, didukung oleh pemulihan dari krisis kesehatan dan likuiditas yang cukup. Selanjutnya investor terfokus pada data indeks manufaktur dan tingkat inflasi.

Sumber dari okezone.com, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Selasa, 01 Juni 2021

Equityworld Futures Pusat : Mustika Ratu (MRAT) menanggung kerugian Rp 6,76 miliar sepanjang tahun 2020

 

Equityworld Futures Pusat

Equityworld Futures Pusat – JAKARTA. PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) membukukan penjualan bersih sebesar Rp 318,40 miliar di sepanjang tahun 2020. Torehan tersebut tumbuh 4,31% secara tahunan atau yoy dari realisasi di tahun sebelumnya senilai Rp 305,22 miliar.

Melansir laporan keuangan perseroan yang dirilis pada Selasa (1/6), penjualan bersih MRAT di tahun lalu, meliputi penjualan produk perawatan diri sebesar Rp 301,44 miliar, produk kesehatan Rp 59,48 miliar, produk jamu dan minuman kesehatan Rp 37,12 miliar, dan produk kosmetik senilai Rp 41,32 miliar.

umbuhnya penjualan bersih MRAT, tetap diimbangi dengan penurunan pengeluaran pada beban pokok penjualan. MRAT berhasil memangkas beban pokok penjualan sebesar 5,67% yoy dari semula Rp 120,80 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 113,94 miliar.

Namun di sisi lain, MRAT masih harus menanggung pembengkakan pada pos beban lainnya. Seperti misalnya beban penjualan yang naik menjadi Rp 132,16 miliar di akhir tahun lalu. Angka tersebut meningkat 3,85% yoy dari sebelumnya Rp 127,26 miliar di tahun 2019.

Kenaikan juga dijumpai pada beban umum dan administrasi. Tercatat, MRAT membukukan beban umum dan administrasi sebesar Rp 58,32 miliar di tahun 2020 atau naik 21,03% yoy dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 48,19 miliar.

Peningkatan dari sisi penjualan, ternyata tidak dibarengi dengan torehan laba yang positif. Di tahun 2020 MRAT harus menanggung rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,76 miliar. Sedangkan di tahun sebelumnya, MRAT masih meraup laba senilai Rp 131,18 juta.

Hingga 31 Desember 2020, MRAT mengantongi aset sebesar Rp 559,79 miliar, dengan jumlah liabilitas Rp 217,37 miliar dan ekuitas Rp 342,41 miliar.

Sumber dari investasi.kontan.co.id, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Senin, 31 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat : Harga Emas Diprediksi Bisa Tembus USD 1.950 per Ounce

Equityworld Futures Pusat
Equityworld Futures Pusat, Jakarta – Para analis dan pelaku pasar meyakini bahwa harga emas akan terus bergerak naik atau bullish pada pekan ini.

Ada alasan dari optimisme para analis dan pelaku pasar ini. pertama adalah harga emas telah naik lebih dari USD 220 dalam dua bulan terakhir dan menutup pergerakan di atas angka USD 1.900 per ounce di minggu kemarin.

Selain itu, seiring momentum yang terus dibangun, analis memperkirakan harga emas akan tembus di angka USD 1.950 per ounce dan bisa mencetak rekor angka tertinggi.

“Tidak ada gunanya melawan tren seperti yang sedang berlangsung dalam emas,” kata kepala analis Forexlive.com, Adam Button dikutip dari Kitco, Senin (31/5/2021).

 

Hasil survei harga emas Kitco menunjukkan bahwa dari 14 analis yang berpartisipasi, sebanyak 57 persen memberikan pandangan bullish. Sedangkan 21,5 persen bearish dan 21,5 persen lainnya netral.

Tren serupa terlihat di Main Street atau pelaku pasar. Dari 1.236 investor ritel yang berpartisipasi, 67 persen memperkirakan harga emas akan bullish. Sedangkan 17 persen memperkirakan bearish dan 16 persen netral.

 

Pada minggu lalu, harga emas bisa tembus level USD 1.900 per ounce seperti yang telah diprediksi dalam Survei Kitco sebelumnya. Harga emas mencetak level tertinggi dalam 4 bulan pada perdagangan Rabu.

Analis menyatakan bahwa pelemahan dolar AS dan injuag inflasi yang tinggi menjadi pendorong kenaikan harga emas. Selain itu, volatilitas di pasar kripto juga menjadi pendorong lainnya kenaikan harga emas.

Wakil direktur Walsh Trading John Weyer menjelaskan, emas menjadi instrumen safe-haven yang sangat baik di lingkungan saat ini dengan melihat berbagai sentimen yang ada.

 

“Harga emas perlahan akan melayang lebih tinggi, jika ada ketakutan inflasi di luar sana. Emas akan menjadi tempat yang disambut baik oleh orang untuk meletakkan dananya,” jelas Weyer.

Namun yang perlu diwaspadai adalah indeks dolar AS. Jika dolar AS mengalami penguatan maka akan sangat bahaya bagi harga emas.

Gerak kripto yang rata juga membantu harga emas untuk melambung,” jelas Presiden Phoenix Futures and Options LLC Kevin Grady.

Sumber dari liputan6.com, diedit oleh Equityworld Futures Pusat


 

Jumat, 28 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat : Sentra Food Indonesia (FOOD) merugi Rp 15,21 miliar di tahun 2020

 

Equityworld Futures Pusat - Kinerja PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) turun di tahun lalu. Penjualan FOOD melorot hingga 25,10% secara tahunan atau yoy di tahun 2020 menjadi Rp 94,56 miliar. Di tahun 2019, penjualan FOOD tercatat Rp 126,25 miliar.


Melansir laporan keuangan yang rilis pada Kamis (27/5), penjualan FOOD di tahun 2020 meliputi penjualan daging olahan senilai Rp 58,51 miliar dan daging mentah Rp 36,04 miliar. Keduanya turun 18,89% yoy dan 33,38% yoy dari torehan di tahun sebelumnya.

Meskipun menorehkan penurunan pada kinerja penjualan, FOOD mampu memangkas pengeluaran terhadap sejumlah pos beban. Beban pokok penjualan misalnya, tercatat menurun 19,86% yoy dari semula Rp 74,46 miliar menjadi Rp 94,56 miliar di penghujung tahun 2020.

Sedangkan beban pemasaran FOOD di tahun 2020 tercatat sebesar Rp 30,03 miliar. Angka itu susut 5,70% yoy dari beban pemasaran di tahun 2019 yang mencapai 31,85 miliar.

Penurunan juga dijumpai pada beban umum dan administrasi sebanyak 17,82% yoy menjadi Rp 13,68 miliar. Di tahun sebelumnya, beban umum dan administrasi FOOD masih berada di angka Rp 16,64 miliar.

Dari sisi bottom line, FOOD masih harus menanggung kerugian bersih sebesar Rp 15,21 miliar di tahun 2020. Padahal di tahun 2019, emiten ini masih mencetak laba senilai Rp 1,37 miliar.

Per 31 Desember 2020, total aset FOOD mencapai 113,19 miliar dengan jumlah liabilitas Rp 56,95 miliar dan ekuitas Rp 56,24 miliar.

Sumber dari investasi.kontan.co.id, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Kamis, 27 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat : IHSG menguji area bearish, berikut rekomendasi saham hari ini

 

Equityworld Futures Pusat
Equityworld Futures Pusat – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG hari ini (27/5) diperkirakan kembali melemah. IHSG pada Selasa (25/5) berbalik menguat 0,91% atau 52,21 point ke level 5.815,84

Lanjar Nafi Analis Reliance Sekuritas menjelaskan, pergerakan IHSG secara teknikal IHSG break out resistance moving Average 5 hari. Ini seakan mengkonfirmasi pola tweezers bottom yang terbentuk di pekan lalu. Indikator stochastic golden-cross pada area oversold dengan MACD yang bergerak pada kondisi undervalue. 


Pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguji bearish trendline jangka menengah di kisaran support resistance 5.773-5.863. 

Rekomendasi saham hari ini (27/5) yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya, BBRI, BBNI, BBTN, BMRI, BSDE, ASRI, CTRA, ADRO, PTBA, PGAS, TLKM, JSMR, WIKA, ADHI, WSKT.

IHSG menguat 52,21 poin ke level 5.815,84. Saham yang menjadi penggerak diantaranya saham ARTO (+9,6%), BMRI (+2,6%) dan TLKM (+1,2%). Investor menyambut optimis peningkatan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal ke-2 tahun 2021 yang lebih dari 7% hingga 8% oleh pemerintah dan Bank Indonesia. 


Bank Indonesia menahan tingkat suku bunga di level 3,50% sebagai langkah menjaga inflasi yang masih di bawah 2% dan merefleksi kuatnya nilai tukar rupiah. 

Bursa Asia ditutup mayoritas menguat. Indeks Nikkei (+0.31%), TOPIX (+0.06%), HangSeng (+0.88%) dan CSI300 (+0.04%) naik mengiringi pertanyaan The Fed yang melegakan investor terhadap dampak kenaikan inflasi yang cepat terhadap keputusan pelongaran kebijakan moneter. Ini dimaksudkan mendukung pemulihan ekonomi dari pandemi.

Bursa Eropa ditutup terkonsolidasi. Indeks FTSE (-0.17%), DAX (-0.05%) dan CAC40 (+0.12%) bergerak moderate meskipun indeks Asia dan bursa berjangka AS naik. Saham-saham perbankan menjadi pemberat di bursa Eropa di tengah kekhawatiran tentang pajak baru. 

Saham-saham pertambangan juga turun setelah China meningkatkan upayanya untuk mengekang harga komoditas. Selanjutnya, investor akan terfokus pada data klaim pengangguran awal, Produk Domestik Bruto dan penjualan rumah di AS.

Sumber dari investasi.kontan.co.id, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Selasa, 25 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat : BP Jamsostek Siap Benamkan Dana di Proyek Lembaga Pengelola Investasi (LPI)

Equityworld Futures Pusat
Equityworld Futures Pusat – JAKARTA. BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek tengah berupaya mengoptimalkan hasil pengelolaan investasi dari dana para peserta. Salah satunya dengan investasi langsung di proyek pemerintah dan BUMN yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Investasi (LPI) alias Indonesia Investment Authority.

BP Jamsostek menjadi salah satu investor pendukung atau co investor dari berbagai proyek yang akan ditawarkan oleh LPI kepada investor. Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan, Edwin Ridwan menjelaskan pada tahap awal total investasi langsung BPJS Ketenagakerjaan baru 0,1% dari dana kelolaan yang saat ini mencapai Rp 490 triliun.

Sumber dari kontan.co.id, diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Senin, 24 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat | Harga minyak merangkak naik meski kasus corona Asia masih tinggi

 

Equityworld Futures Pusat

Equityworld Futures Pusat – JAKARTA. Harga minyak masih berusaha menguat setelah jeblok mendekati akhir pekan lalu. Senin (24/5) pukul 7.35 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak Juli 2021 di New York Mercantile Exchange menguat 0,53% ke US$ 63,92 per barel dari posisi akhir pekan.


Tapi dalam sepekan, harga minyak turun 3,56% dari Senin pekan lalu US$ 66,28 per barel yang merupakan harga tertinggi tahun ini.


Sejalan, harga minyak brent kontrak Juli 2021 di ICE Futures naik 0,48% ke US$ 66,76 per barel pada pagi ini. Dalam sepekan, harga minyak acuan internasional ini turun 3,89% dari US$ 69,46 per barel yang merupakan level tertinggi tahun ini.


Kenaikan harga minyak tertahan ekspektasi bahwa Iran dapat menambah produksi minyak sekitar satu juta barel per hari pada akhir musim panas. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) siap mencabut sanksi sektor minyak, perbankan, dan ekspor Iran.


Iran dan beberapa negara memulai pembicaraan sejak April untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015. Pejabat Uni Eropa yang memimpin diskusi mengatakan bahwa dia yakin kesepakatan akan tercapai.


Sementara perusahaan energi AS menambahkan jumlah rig yang beroperasi dalam empat pekan berturut-turut. Di sisi lain, investor tetap optimistis pada permintaan bahan bakar di musim panas karena adanya program vaksinasi di Eropa dan AS meski kasus corona di Asia meningkat.


Barclays memperkirakan harga minyak brent dan WTI rata-rata US$ 66 per barel dan US$ 62 per barel pada tahun ini. Bank tersebut memangkas perkiraan permintaan untuk emerging markets Asia selain China karena risiko penurunan lebih lanjut jika lonjakan infeksi tak teratasi.

 

Barclays menyebut pembatasan mobilitas yang diperpanjang di kawasan Asia mungkin agak memperlambat pemulihan permintaan. “Tapi tidak mungkin untuk menghentikan mobilitas terus menerus, mengingat sebagian besar hasil positif dari program vaksinasi di seluruh dunia,” ungkap Barclays.


Sumber dari investasi.kontan, di edit oleh Equityworld Futures Pusat

Jumat, 21 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat | Harga komoditas terus melejit, China bakal genjot pasokan dalam negeri

 

 

Equityworld Futures Pusat

Equityworld Futures Pusat – JAKARTA. China kembali membuat kejutan. Kali ini, China mengaku akan membuat langkah untuk mencegah lonjakan harga komoditas. Tujuan dari rencana tersebut adalah menjaga tekanan inflasi.

Perdana Menteri China Li Keqiang seperti dikutip Bloomberg mengatakan, akan lebih banyak mencegah efek kenaikan harga komoditas bisa sampai ke ke konsumen.

Komentar itu memperkuat apa yang disampaikan minggu lalu. Perdana Menteri China sebelumnya berjanji akan memperbanyak pasokan domestik untuk menurunkan harga. Hal ini dimaksudkan untuk memperketat harga di pasar spot dan berjangka.

Li Keqiang juga berjanji untuk menindak spekulasi dan penimbunan. Peringatan itu akan membuat harga komoditas turun lebih jauh dan menekan harga saham perusahaan.

Harga di tingkat pabrik China naik pada laju tercepat dalam lebih dari tiga tahun pada April. Ini akan menambah risiko inflasi global dan meningkatkan kekhawatiran bahwa tekanan harga dapat menyebar lebih luas dalam perekonomian.

Inflasi konsumen sejauh ini relatif tidak berbahaya, terutama karena jatuhnya harga daging babi. People Bank of China mengatakan inflasi harga produsen kemungkinan akan stabil akhir tahun ini dan risiko inflasi impor secara keseluruhan dapat dikendalikan.

Perdana Menteri China mengatakan kebijakan moneter harus tetap stabil dan menjaga yuan tetap stabil pada tingkat yang sesuai dengan ekuilibrium. China juga akan lebih banyak memberi dukungan kepada usaha kecil melalui alat relending dan rediscounting.

China juga akan menyediakan dana untuk perusahaan yang ditargetkan dengan biaya lebih rendah. China juga meminta bank lebih banyak memberikan pinjaman tanpa agunan.

“Komentar tersebut menunjukkan pihak berwenang akan menggunakan batasan administratif dan menjaga pasokan untuk mengekang harga komoditas, daripada memperketat kebijakan moneter,” kata Zhou Guannan, analis Hua Chuang Securities.

“Rapat Dewan Negara juga memberikan sinyal yang jelas bahwa kebijakan moneter akan tetap stabil dan netral, dan tidak akan ketat akibat inflasi,” ujar Zhou. Inflasi terutama disebabkan kurangnya pasokan tapi efek pengetatan kebijakan moneter tidak banyak berpengaruh.

Zhou berpendapat, PBOC tidak perlu mengambil langkah-langkah pengetatan langsung sekarang dan pasar obligasi tidak perlu khawatir tentang pengetatan likuiditas. Yield obligasi pemerintah 10-tahun China berada di jalur terendah sejak September 2020.

Chen Xi, analis Pacific Securities Co mengatakan, yield kemungkinan turun menjadi 2,8% -2,9%. “Faktor negatif terbesar pasar obligasi adalah kebijakan moneter yang mungkin lebih ketat karena inflasi, tapi ini telah terbukti salah,” tulis Chen pada Kamis (20/5) seperti dikutip Bloomberg.

Harga komoditas logam industri kompak melemah kemarin. Harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan turun 3,88% di US$ 10.001 per ton. Begitu juga alumunium turun 2,54% menjadi US$ 2.415 per ton. Namun harga batubara kembali ke level US$ 100 per ton pada Kamis (20/5), naik 2,83% dari hari sebelumnya.

Sumber dari investasi.kontan.co.id, di edit oleh Equityworld Futures Pusat

Kamis, 20 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat | IHSG masih loyo, saham second liner ini bisa jadi pilihan

 

Equityworld Futures Pusat

Equityworld Futures Pusat – JAKARTA. Saham-saham lapis kedua dan ketiga dinilai bisa menjadi alternatif di tengah masih melemahnya IHSG. Hal tersebut dapat dilihat melalui pergerakan indeks sejak awal tahun yang mana indeks seperti IDX SMC mampu menahan penurunan dibandingkan saham-saham big caps.

 

Mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) IDX SMC Liquid dari awal tahun atawa year to date (ytd) tercatat turun 4,38%. Sementara, IDX SMC Composite malah naik 0,38% ytd. Pergerakan tersebut berbanding dengan indeks yang dihuni saham-saham bigcaps seperti LQ45 yang tercatat turun 8,57% ytd dan juga IDX30 yang turun 9,40% ytd.

 

Sebagai gambaran, ada 15 emiten pada IDX MSC Composite yang mencatatkan kenaikan di atas 100% secara ytd per 19 Mei 2021. Antara lain, PT Saraswati Anugerah Makmur Tbk (SAMF) naik 377,39%, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) naik 318,60%, dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) naik 298,31%.

 

Di sisi lain, penurunan harga paling dalam sebesar 66,09% yang dicatatkan oleh PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO). Kemudian, PT Indah Prakarsa Sentosa Tbk (INPS) yang turun 65,13%.

 

Sedangkan, dari SMC Liquid top gainers dicatatkan oleh PT Link Net Tbk (LINK) yang tercatat naik 65,89%. Selanjutnya disusul oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) naik 47,85%.

 

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebutkan hal tersebut kemampuan bertahan indeks tersebut sebenarnya terdorong dari saham-saham tertentu saja. Menurutnya, sistem pembobotan indeks tidak merata sehingga kadang pergerakan beberapa saham saja bisa memengaruhi kinerja indeks secara signifikan.

 

Ia menjelaskan, saham yang mendorong kinerja indeks IDX SMC Liquid antara lain seperti PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) karena terdorong harga CPO. Selain itu juga PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mengingat penguatannya signifikan sebelum stock split.

 

Ke depannya, William mengamati pergerakan harga saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah masih memiliki potensi menguat. “Ini sebagai alternatif saat IHSG melemah,” ujarnya, Rabu (19/5).

 

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menuturkan bertahannya indeks tersebut juga terdorong dari likuiditas saham tersebut. “Investor juga mencermati tingkat likuiditas dari pergerakan harga saham sehingga masih terapresiasi,” sebutnya.

 

Selain itu, faktor lain yang mendorong juga karena euforia dari aksi korporasi perusahaan seperti pembagian dividen dan juga komitmen perusahaan memanfaatkan perkembangan kontemporer yang ada untuk meningkatkan pangsa pasar, sumber daya manusia, dan lain sebagainya.

 

Juga, saat kondisi IHSG yang dalam keadaan markdwon sehingga pelaku pasar cenderung berkonsentrasi pada saham berbasis lapis dua dan lapis tiga.

 

Nafan menjagokan saham-saham IDX SMC Liquid seperti BSDE dengan target harga Rp 1.155, CTRA dengan target harga Rp 1.125, MIKA di harga Rp 2.620, dan WIKA di level Rp 1.365. Sedangkan, William merekomendasikan beli saham ERAA dengan target harga Rp 700, BSDE di harga Rp 1.300, CTRA dengan target harga Rp 1.400, dan DSNG di harga Rp 740.

 

Sumber dari investasi.kontan.co.id, di edit oleh Equityworld Futures Pusat

Rabu, 19 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat | Simak rekomendasi saham MEDC, MDKA, dan MLPL untuk Rabu (19/5)

 

Equityworld Futures Pusat

Equityworld Futures Pusat – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,01% ke level 5,834.39 di hari Selasa (18/5). Berikut rekomendasi saham MEDC, MLPL, dan MDKA untuk perdagangan Rabu (19/5).

  • PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

MEDC ditutup menguat mebentuk pola candle bullish breakway ke level 760. Ditransaksikan dengan volume transaksi yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata 5 hari perdagangan. Indikator stochastic juga nampak sudah berada pada areal overbought yang mengindikasikan adanya potensi jenuh beli oleh investor.

Rekomendasi: Sell on strength
Support: Rp 730 per saham
Resistance: Rp 790 per saham

Ivan Kasulthan, Erdikha Elit Sekuritas

  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Kami perkirakan pergerakan MDKA masih rawan terkoreksi untuk membentuk wave C, terlebih bila MDKA belum mampu menembus resistance. Pergerakan indikator MACD dan stochastic juga mendukung akan koreksi dari MDKA.

Rekomendasi: Sell on strength
Support: Rp 2.470 per saham
Resistance: Rp 2.800 per saham

Herditya Wicaksana, MNC Sekuritas

  • PT Multipolar Tbk (MLPL)

MLPL bullish break away. Overshoot target pennant pattern dengan potensi menjenuh. Indikator stochastic overbought dengan MACD yang bergerak cukup tinggi pada area overvalued.

Rekomendasi: Sell on strength
Support: Rp 308–Rp 330
Resistance: Rp 350–Rp 374

Lanjar Nafi, Reliance Sekuritas

Sumber dari investasi.kontan, di edit oleh Equityworld Futures Pusat

Selasa, 18 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat | Pegang 10 Saham Ini Sebulan Langsung Tajir, Telat Masuk?

 

Equityworld Futures Pusat

Jakarta, Equityworld Futures Pusat – Pasar saham Indonesia pada pekan lalu hanya diperdagangkan selama 2 hari, yakni Senin (10/5/2021) dan Selasa (11/5/2021), karena adanya libur panjang memperingati Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Setelah libur berlalu, investor pun dihadapkan pada momen perdagangan perdana yakni Senin pekan ini (17/5/2021).

Pekan lalu, atau selama 2 hari, IHSG menguat 0,17%. Pada perdagangan akhir pekan yang berakhir Selasa (11/5/2021), IHSG ditutup melemah 0,63% ke level 5.938,35.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 12,08 miliar dan investor juga masih memborong saham-saham di pasar reguler sebanyak Rp 965 miliar sepanjang pekan lalu.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, meski bulan Mei belum berlalu alias baru tanggal 17 Mei, tapi tercatat sejumlah saham menguat signifikan dalam 30 hari perdagangan terakhir secara akumulatif. 

Berikut daftar 10 saham top gainers sebulan terakhir.

10 Top Gainers 1 Bulan Terakhir, per 11 Mei 2021

1. Triputra Agro Persada (TAPG), +131% Rp 775/saham, transaksi Rp 4 T

2. Sentul City (BKSL), +52% Rp 76/saham, transaksi Rp 807 M

3. Kapuas Prima Coal (ZINC), +50% Rp 189.saham, transaksi Rp 2,1 T

4. Matahari Putra Prima (MPPA), +43% Rp 855/saham, transaksi Rp 1,1 T

5. Multipolar (MLPL), +35% Rp 226/saham, transaksi Rp 1,4 T

6. Bumi Resources Minerals (BRMS), +34% Rp 99/saham, transaksi Rp 1,2 T

7. Vale Indonesia (INCO), +27% Rp 5.550/saham, transaksi Rp 2,3 T

8. Merdeka Copper (MDKA), +27% Rp 2.710, transaksi Rp 4,2 T

9. Timah (TINS), +20,13% Rp 1.820/saham, transaksi Rp 2,4 T

10. Antam (ANTM), +18% Rp 2.670/saham, transaksi Rp 7,3 T

Perusahaan perkebunan kelapa sawit milik Grup Triputra, Triputra Agro Persada berhasil menjadi emiten anyar yang mampu berada di urutan pertama saham paling cuan sebulan terakhir. TAPG baru saja mencatatkan saham perdana di BEI pada Senin (12/4/2021), artinya memang baru sebulan terakhir listing.

Saat itu, perseroan melepas sebanyak 866,20 juta saham baru atau sebanyak 4,36% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), dengan harga pelaksanaan Rp 200/saham.

Dengan demikian, dari IPO ini, perseroan meraih dana sebesar Rp 173,24 miliar. Artinya saham TAPG sudah melesat 288% dari harga IPO.

Manajemen TAPG menyatakan, dana yang diperoleh dari penawaran umum ini akan digunakan perseroan untuk meningkatkan penyertaan modal pada perusahaan anak, yaitu PT Agro Multi Persada (AMP) yang kemudian akan disalurkan kepada perusahaan anak AMP, yaitu PT Sukses Karya Mandiri (SKM) untuk belanja modal dan modal kerja sehubungan dengan pembangunan pabrik SKM di Kalimantan Tengah.

Saham duo Grup Lippo yakni Matahari Putra Prima dan induknya Multipolar juga masuk top gainers. Penguatan ini pun terjadi di tengah kejelasan masuknya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek yang membeli saham MPPA dari Multipolar.

Matahari Putra Prima melepas saham sebanyak 11,9% ke tiga entitas perusahaan. Dari 11,9% saham MPPA yang dilepas itu, masing-masing dibeli Panbridge Invesment Ltd sebesar 3,33%, Threadmore Capital Ltd sebesar 3,81%, dan PT Pradipa Darpa Bangsa sebesar 4,76%.

Manajemen MLPL menjelaskan Pradipa Darpa Bangsa adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa aktivitas profesional, ilmiah, dan teknis. Sebanyak 99,996% saham Pradipa itu dipegang oleh Aplikasi Karya Anak Bangsa, pemilik Gojek, dan sebesar 0,004% dipegang oleh PT Dompet Karya Anak Bangsa alias GoPay.

Direktur PT Multipolar Tbk, Agus Arismunandar, membeberkan pertimbangan perseroan memilih ketiga perusahaan tersebut sebagai pembeli 11,9% saham MPPA.

“Latar belakang dan pertimbangan atas masuknya ketiga pemegang saham tersebut menjadi pemegang saham MPPA karena MPPA merupakan investasi strategis yang memiliki tingkat pengembalian yang baik di masa akan datang,” kata Agus dikutip dari keterbukaan informasi BEI tersebut.

Adapun Antam juga masuk top gainers kendati di urutan 10. Sebelumnya Antam acapkali menjadi saham paling aktif. Pada awal tahun 2021 atau Januari 2021 misalnya, transaksi Antam sempat menyentuh kisaran Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun per hari. Bahkan pada Desember 2020, nilai transaksi ANTM pun sempat hampir menyentuh Rp 10 triliun per hari.

Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya, menyatakan ada beberapa saham yang menjadi pilihan utama, antara lain saham di sektor komoditas seperti nikel, minyak sawit mentah crude palm oil (CPO), batu bara hingga emas.

Antam masuk dalam rekomendasi saham Mirae Asset.

“Kami merekomendasikan saham Antam dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), karena emiten tersebut penerima manfaat dari kenaikan harga nikel seiring dengan naiknya permintaan dari produksi baja dan baterai kendaraan listrik,” katanya, dalam keterangan resmi.

Sumber dari cnbcindonesia, di edit oleh
Equityworld Futures Pusat

Selasa, 04 Mei 2021

Equityworld Futures Pusat : Kinerja emas yang lesu sepanjang tahun ini

Equityworld Futures Pusat –  Prospek emas Bank Dunia muncul karena harga berjuang untuk menemukan momentum bullish yang cukup untuk menembus $ 1.800 per ounce. Emas berjangka Juni terakhir diperdagangkan pada $ 1,787,50 per ounce, naik 1% pada hari itu.

Kinerja emas yang lesu sepanjang tahun ini bahkan lebih mengejutkan jika dibandingkan dengan pasar komoditas yang lebih luas.

Harga emas menahan kenaikan stabil dan mendorong mendekati $ 1.800 per ounce bahkan ketika momentum di sektor manufaktur sedikit melambat, menurut data terbaru dari Institute for Supply Management (ISM).

Equityworld Futures Pusat : Senin, ISM mengatakan indeks manufaktur menunjukkan pembacaan 60,7% untuk April

Turun dari pembacaan Maret 64,7%. Data meleset dari ekspektasi karena perkiraan konsensus menyerukan pembacaan sekitar 65,0%.

“Ekonomi manufaktur melanjutkan ekspansi di bulan April. Anggota Komite Survei melaporkan bahwa perusahaan dan pemasok mereka terus berjuang untuk memenuhi tingkat permintaan yang meningkat karena dampak virus Corona (COVID-19) yang membatasi ketersediaan suku cadang dan bahan, “kata Timothy Fiore, Ketua Komite Survei Bisnis Manufaktur ISM di melaporkan.

“Waktu tunggu yang mencapai rekor baru-baru ini, kekurangan bahan-bahan dasar penting dalam skala besar, kenaikan harga komoditas dan kesulitan dalam mengangkut produk terus mempengaruhi semua segmen ekonomi manufaktur. Ketidakhadiran pekerja, penutupan jangka pendek karena kekurangan suku cadang, dan kesulitan dalam mengisi posisi terbuka terus menjadi masalah yang membatasi potensi pertumbuhan manufaktur, ”tambahnya.

Menurut beberapa analis, pasar emas diuntungkan dari pergeseran sentimen di pasar obligasi setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen meremehkan ketakutan inflasi karena Administrasi Biden mengusulkan hampir $ 6 triliun untuk mendukung keluarga Amerika dan membangun kembali infrastruktur negara.

Dalam sebuah wawancara dengan “Meet the Press” NBC, Yellen mengatakan bahwa dia memperkirakan tekanan inflasi yang meningkat menjadi sementara. Dia menambahkan bahwa proposal belanja baru Biden tidak akan berdampak pada tekanan inflasi karena akan disebarkan selama sepuluh tahun ke depan.

Sumber KITCO , diedit oleh Equityworld Futures Pusat

Rabu, 28 April 2021

Equityworld Futures Pusat | Dipilih, Dipilih! Ini Lima Rekomendasi Saham Hari Ini

Equityworld Futures Pusat

Jakarta, Equityworld Futures Pusat – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi akan menguat pada hari ini. Indeks akan bergerak di kisaran 5.940-5.989.


Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, berdasarkan indikator, MACD telah berhasil membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral.


“Di sisi lain, pergerakan indeks masih berada di antara menengah ke bawah dalam suatu area rectangle, maka peluang terjadinya penguatan masih terbuka lebar,” ujar Nafan dalam risetnya, Rabu (28/4/2021).


Berdasarkan rasio fibonacci, adapun support maupun resistance minimum berada pada 5.940,99 hingga 5.989,51.


IHSG sebelumnya ditutup melemah 0,09% ke 5.959, terdapat 193 saham menguat, 300 saham melemah dan 141 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp9,7 triliun dari 14,06 miliar lembar saham yang diperdagangkan.


Berikut ini sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain:


ACES

Daily (1.485) (RoE: 14.16%; PER: 38.07x; EPS: 41.31; PBV: 5.12x; Beta: 0.68): Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 10 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama terbuka lebar. “Akumulasi” pada area level 1,475-1.485, dengan target harga secara bertahap di level 1.560, 1.720, 2.100, dan 2.470. Support: 1435.


AKRA

Daily (3.190) (RoE: 10.90%; PER: 10.45x; EPS: 305.32; PBV: 1.14x; Beta: 1.74): Pergerakan harga saham telah menguji beberapa garis MA 10, MA 20 maupun MA 120 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama terbuka lebar. “Akumulasi” pada area level 3.160-3.190, dengan target harga secara bertahap di level 3.290, 3.420, 3.600, 4.010 dan 4.420. Support: 3.090 & 2.970.


ARNA

Daily (730) (RoE: 36.26%; PER: 11.26x; EPS: 64.84; PBV: 4.11x; Beta: 0.92): Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 20 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama terbuka lebar. “Akumulasi” pada area level 720-730, dengan target harga secara bertahap di level 740, 755, 770, dan 815. Support: 720 & 700.


BBRI

Daily (4.170) (RoE: 9.33%; PER: 27.36x; EPS: 152.78; PBV: 2.55x; Beta: 1.47): Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish homing pigeon candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi” pada area level 4.150-4.170, dengan target harga secara bertahap di level 4.260, 4.400, 4.540, 4.680, 4.760, 6.050 dan 7.350. Support: 4.120 & 3.775.


BNGA

Daily (990) (RoE: 4.90%; PER: 12.25x; EPS: 80.82; PBV: 0.60x; Beta: 1.9): Pergerakan harga saham telah menguji garis MA 120 sehingga peluang terjadinya penguatan minimal menuju ke level resistance pertama terbuka lebar. “Akumulasi” pada area 980-990, dengan target harga secara bertahap di level 1.020, 1.075, 1.200, dan 1.325. Support: 980 & 950.


Sumber dari sindonews.com di edit oleh Equityworld Futures Pusat

Selasa, 27 April 2021

Equityworld Futures Pusat | IHSG Berpeluang Melemah, Cermati Saham Pilihan Ini

Equityworld Futures Pusat

Equityworld Futures Pusat, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi konsolidasi pada perdagangan saham Selasa, (27/4/2021).


CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG masih akan dibayangi oleh gelombang tekanan yang belum akan berakhir. Sedangkan level support terdekat terlihat tidak dapat dipertahankan sehingga peluang tekanan masih terlihat.

William menambahkan, para investor asing masih mencatatkan capital inflow secara year to date (ytd) dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia.

"IHSG masih berpotensi konsolidasi. IHSG akan bergerak di kisaran 5.827-6.088," ujar William dalam catatannya.

Hal senada dikatakan Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi. Ia menuturkan, IHSG berpotensi kembali bergerak tertekan secara teknikal. IHSG akan bergerak di kisaran 5.926-5.991.

"Secara teknikal IHSG gagal mengkonfirmasi rebound setelah terlihat pulled back MA5 dan MA20 serta break out support level. Stochastic memasuki area jenuh jual dengan pergerakan MACD yang masih negatif meskipun memiliki kondisi unvervalue," ujar dia.

Pada penutupan perdagangan Senin, 26 April 2021, IHSG melemah 52,04 poin atau 0,86 persen ke posisi 5.964. Sektor saham keuangan, infrastruktur, dan industri dasar memimpin pelemahan hingga akhir sesi perdagangan.

"Kerapuhan optimisme investor terhadap keberhasilan vaksinasi global dengan angka kasus COVID-19 yang menurun menjadi faktor utama,” ujar dia.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 226,57 miliar pada Senin, 26 April 2021. Saham-saham perbankan menjadi yang terbanyak dijual investor asing seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,59 persen, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 2,85 persen dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) sebesar 3,37 persen.

"Investor beralih ke Amerika Serikat yang merupakan dampak dari produk domestik bruto (PDB) AS kuartal I 2021 yang diekspektasi meningkat lebih cepat pada fase pemulihannya,” ujar dia.

Untuk saham pilihan yang dapat dicermati investor secara teknikal, Lanjar memilih saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Kemudian ada PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT PP Tbk (PTPP), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Beton Tbk (WSKT), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Sedangkan William memilih saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), UNVR, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Sumber dari liputan6.com di edit oleh Equityworld Futures Pusat